• Breaking News

    Sponsor

    Selasa, 19 Desember 2017

    Ngent*t Di KA Yang Nikmat

    Perkenalkan namaku Gita, Aku seorang janda yang ditinggal mati suami.Almarhum suamiku adalah seorang Kapten kapal angkutan laut swasta.Umurku sekarang 45 tahun, punya dua orang anak yang sudah berumah tangga.Meskipun usiaku tak lagi muda, tapi kata orang aku masih kelihatan seksi dan cantik.


    Aku menafkahi hidupku dengan berjualan konveksi, bahan pakaian ku ambil dari Solo dan dikirim ke Jakarta. Berikut ini aku akan menceritakan pengalaman pribadiku waktu kencan dengan pacarku.
    Seperti biasanya aku naik kereta api malam, tapi entah kenapa malam itu hatiku rasanya agak tak tenang. Ada penumpang di sebelahku yang dari tadi tidur kepalanya di taruh diatas bahuku.Penumbang itu adalah seorang laki-laki ganteng yang sebelumnya telah memperkenalkan dirinya, namanya Deni.Usianya kira-kira 32 tahun.Postur tubuhnya tegap dan memiliki kulit putih bersih.
    Sebagian besar penumpang kereta malam sudah terlelap, tapi mataku rasanya sulit untuk kupejamkan, padahal waktu sudah menunjukan pukul 01.00 atau jam 1 malam.Tak terdengar lagi suara orang bercakap-cakap ataupun bercanda.Semua telah larut dalam mimpinya.Hatiku semakin tak menentu ketika dari balik selimut yang dikenakan pemuda tadi, dia menyentuh payudaraku. Jari-jarinya meraba payudaraku, rasanya ingin sekali aku berteriak memarahinya, tapi aku malu nanti orang segerbong akan terbangun semua.
    Dengan terpaksa aku membiarkannya.Rabaanya makain lama makin aktif.Awalnya Cuma mengelus permukaan payudaraku saja, lalu dia mulai meremas pelan.Kadang, payudaraku diremas kencang sampai aku menahan sakit.Dia melakukannya berganti-ganti kadang payudara kanan kadang di payudara kiri.Putingku elus-elus dari luar bajuku.Rasanya terasa geli, tapi lama kelamaan terasa nikmat.Meskipun payudaraku tak lagi kencang seperti waktu muda, tapi masih isinya padat. Perasaan apa ini yang sedang kurasakan? Apa mungkin perasaan nikmat yang tak pernah kurasakan lagi setelah 8 tahun ditinggal mati suamiku.
    Sejak saat itu payudaraku tak ada lagi yang meraba, demikian juga dengan kemaluanku tak ada lagi yang menyodoknya.Tapi malam ini aku merasakan kembali kenikmatan itu.Apalagi tangan Deni mulai turun mengelus pantatku, tak hanya itu tangan pemuda itu mulai menelusup ke dalam kaosku dia mengelus perutku, lalu ke bawah menelusup ke dalam celanaku dan menggelitik kemaluanku.
    Diusapnya bibir kemaluanku, jari telunjukannya menekan klitorisku.Rasanya benar-benar nikmat.Niatku berteriak memarahinya sirna sudah, aku sangat menikmati rangsangan yang dia lakukan pada kemaluanku.Belum lagi kadang dua jarinya di masukan ke dalam lubang kemaluanku.Diputar jarinya mengelilingi seluruh dinding kemaluanku.Rasanya sungguh nikmat, cairan lendir kemaluan mulai mengalir dari dalam kemaluanku.
    Nafasku semakin memburu, tiba-tiba pemuda itu berbisik padaku,
    “Kita lanjutkan di kamar kecil yuk”. Entah setan mana yang merasuki pikiranku, yang jelas aku menuruti kemauannya.Selang bebrapa menit aku menusulnya ke kamar kecil. Aku langsung masuk ke kamar kecil, dan disambut dengan rayaun manis Deni.
    “Ibu sangat menggairahkan sekali….” Katanya sambil menyibakkan rambutku.Belum sempat aku membalas ucapannya segera pemuda itu menyahut bibirku. Dia melumat habis mulutku, ditekan kuat-kuat sampai aku susah bernafas, kudorong tubuh Deni tapi Deni bukannya mundur tapi malah semakin liar menciumiku. Ciumannya beralih di leher, bawah telinga serta daerah dagu. Dia terlihat seperti harimau kelaparan yang ingin segera merobok dan memakan mangsanya.
    Akupun menjadi semakin bernafsu dengan ciuman yang dilakukan Deni pada daerah sensitivku.Kemudian tanganya di masukan ke dalam kaosku, meremas, mengelus, menggoyangkan payudaraku memberikan kenikmatan yang luar biasa, sambil mulutnya terus melumat habis mulutku.
    Mungkin karena sudah tak tahan akhirnya ciuman dia pindah ke payudaraku, dikeluarkannya payudaraku dari BH tanpa melepas Bh, dia melumat, menjilat dak kadang sesekali dia menggigit putingku.
    “Auuu…sakit Den….sstthhh…”
    “habisnya putingmu gemesin deh…” jawabnya sambil menjilat putingku lagi.
    “Aahhh..kamu nakal deh…” desahku manja.
    “Buka celanamu donk sayang, aku juga akan melepas celanaku…aku sudah gak kuat nih…” katanya meminta dengan wajah dipenuhi nafsu.
    “Iya sayang…” kataku. Kami berdua lantas melucuti celana kita masing-masing.
    Kemudian aku didudukkan di atas wastafel, setengah duduk setengah berdiri. Dan penis Deni yang tegang dengan ukuran yang cukup besar segera di masukan ke lubang kewanitaanku. “Bleeessss..,” sungguh benar-benar nikmat.
    “Ohhh Deni…” desahku. Setelah masuk, penis itu tetap diam. Tidak disodokan ataupun digoyangkan di dalam lubang kemaluanku. Ini membuat dinding bagian dalam kemaluanku langsung meremas-remas penis Deni. Kurasakan kemaluanku berdenyut meremas penis Deni.
    Tapi tak berapa lama Deni pun segera menyodok kemaluanku dengan ganasnya, kami sama-sama bernafsu. Sodokan demi sodokan dia hantamkan di kemaluanku. Aku hanya bisa mendesah merasakan nikmat yang tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata.


    “Ahhh…Den… aku keluaaarrr….ohhhh yess..” teriakku sambil mencengkeram erat pantat Deni. Teriakan enak yang keluar dari mulutku tak menghentikan sodokan Deni, dia malah tambah bersemangat untuk terus menydokan penisnya di kemaluanku.
    Entah berapa kali aku dibuat orgasme oleh Deni. Ibarat seorang musafir yang haus selama berhari-hari di tengah padang pasir dan akhirnya mendapatak air untuk diminum, itulah rasa nikmat yang aku rasakan. Setelah 8 tahun tak mendapatkan kepuasan akhirnya malam itu aku mendapatkannya kembali. Sambil menciumi mulutku, Deni masih saja menyodok kemaluanku yang masih merekah.
    Mungkin sudah lima kali aku meraih orgasme. Tapi kemaluanku tetap saja masih bisa menyedot dan meremas penis Deni. Meskipun begitu penis Deni tetap kuat, keras dan panas.

    “Hebat juga nih Deni” kataku dalam hati. Kini tubuhku mulai lemas, Orgasme yang kualami memakan energiku cukup banyak. Keringat panas keluar dari tubuhku dan tubuh Deni.
    “Aku keluarkan sekarang ya sayang…” bisiknya lembut.
    “Iya Den…” jawabku agak lemas. Kemudian Deni menyodok kemaluanku dengan cepat dan kerasnya.
    “Ayo Den…sodok terus Den….keluarin di dalam  kemalauanku sayang…aahhhh…” desahku yang masih merasakan nikmat.
    Tak lama kemudian tubuh Deni mengejang sambil memegang kepalaku,
    “Ooohhh yess…aku keluar…aaahhh…nikmat…” teriaknya sambil menyodokan penisnya dan menyemprotkan seluruh spermanya ke dalam kemaluanku. Dan dengan refleks kudorong kuat pantat Deni agar semakin masuk ke dalam kemaluanku.
    Kulihat wajah Deni sangat menikmati puncak klimaksnya. Kami berdua merasakn kepuasan yang teramat sangat. Nafas kami mulai mengendor, rasanya seperti baru saja mengikuti lomba lari cepat. Kami bedua terduduk lemas dan bermandikan keringat di lantai kamar kecil sebuah gerbong kereta yang sedang melaju.
    Lalu kami berdua segera berbenah dan kembali ke bangku duduk kami.


    Situs Judi Online Bandar Q,Poker,Domino QQ

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel