• Breaking News

    Sponsor

    Jumat, 26 Januari 2018

    Berawa Dari Tatap,Hingga Merasakan Nikmat

    Perkenalkan namaku Ridwan, aku berusia 30tahun dan bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sekitar tahun 2014 aku berkenalan dengan seorang gadis bernama Mona di bengkel mobil XX yang ada di kota Jakarta.


    Aku di bengkel cuma mengantar temanku yang mau menserviskan mobilnya. Ketika sedang mendaftar, tak sengaja mataku tertuju pada sesosok wanita yang akhirnya kuketahui bernama Mona, dia berprofesi sebagai Lady Service Advisor di bengkel tersebut.Kulitnya sawo matang, wajah manis dan… yang terpenting dia mempunyai toket cukup besar (kira-kira ukurannya sekitar 36B).

    Saat aku sedang memandangnya, tiba-tiba dia melihat ke arahku dan tersenyum, lalu kami beradu pandang, terasa ada gelombang aneh yang mengalir di dadaku, aku pun membalas senyumnya, ku lihat dia tertunduk malu.

    Sekitar 1 jam mobil kawanku selesai diservis, kami langsung menuju kasir untuk membayar biayanya, saat di kasir ternyata Mona juga sedang duduk di sana, kami saling berpandangan lagi dan sekali lagi aku tersenyum padanya. Dan lagi-lagi dia balas dengan senyuman yang manis. Sesampai di rumah kami masing-masing, aku telepon bengkel tadi (nomernya kudapat dari kartu nama yang aku ambil dari meja kasir bengkel).

    “Halo, selamat sore dengan siapa ini ada yang bisa saya bantu?”, demikian suara Mona menjawab telponku dari seberang sana.

    Sungguh merdu sekali suaranya.

    “Maaf, aku Ridwan. Aku yang tadi servis mobil dengan kawanku. Aku yang terus memandangmu dan tersenyum padamu . Bolehkah aku berkenalan dengan kamu?”, tanyaku.
    “Oh, Pak Ridwan. Iya Pak saya ingat Pak. Ada keperluan apa Pak, apa pelayanan kami ada yang kurang?”, tanya Mona.

    Ni cewek, bikin makin penasaranku aja pikirku.

    “Aku ingin kenalan sama kamu, dan aku berharap kita bisa ketemu lagi”, jawabku. “Memangnya kenapa Bapak mau ketemu saya lagi ada yang salah dengan saya Pak?”, tanya Mona.
    “Oh ndak kog kamu ga ada salah…aku ingin bertemu denganmu karena aku tertarik sama kamu sejak pertama memandangmu tadi”, kataku (ngomongku to the point aja).

    Mona tertawa kecil,

    “Ah..Bapak bisa aja, pintar ngerayu nih. Maaf Pak kalau hari ini saya tidak bisa, bagaimana kalau besok lusa Bapak temui saya sepulang dari kerja, sekitar jam 18.00, Gimana Pak?”
    “Oke deh cantik”, jawab saya tanpa pikir panjang lagi.

    Lusa pun datang, hari Rabu aku jemput Mona di bengkel sesuai dengan janji kita, jam 18.00 tepat aku sampai. Setelah say hello dan berbasa-basi sebentar, kita langsung meluncur ke jalan raya.

    “Kita mau kemana nih Pak?”, kata Mona.
    “Kamu maunya kita pergi ke mana?”, tanyaku.
    “Tapi panggilnya jangan Pak donk, panggil aja aku Ridwan” protesku.
    “Hehehe baiklah Ridwan” jawabnya sambil nyengir.
    Di luar dugaan Mona bilang kalau dia ingin sekali belajar nyetir mobil.

    Kita pun langsung meluncur ke parkir timur Senayan, tempat belajar mobil. Lalu kami bertukar duduk Mona di belakang setir dan aku duduk di sebelah Mona, kita mulai berputar-putar, tiba-tiba ada sebuah mobil yang juga sedang belajar mengerem mendadak di depan mobil kami. Mona pun menginjak rem secara mendadak, mesin mobil mati.

    “Aduuh” teriak Mona. Dadanya terkena setir mobil.
    “Dadaku terasa nyeri nih Ridwan” katanya.

    Kami pun bertukar duduk lagi, dan ku tepikan mobilku. Ku periksa dadanya.. dan entah bagaimana awalnya tanganku tiba -tiba meremas toketnya. Mona merintih,

    “Aahh, Ridwan” desahnya.

    Dan aku mendadak menjadi bernafsu, tanpa pikir panjang ku lepas semua pakain yang dikenakan Mona, lalu ku ciumi lehernya, toketnya, ku lepas Bh nya, dan mataku terbelalak melihat Toketnya yang begitu besar menyembul dari BH Mona. Aku makin terangsang, lalu ku ciumi putingnya, ku jilat, ku hisap, ku gigit kecil, sampai ke perut dan pusarnya, ciumanku terhalang oleh CDnya. Kutarik CDnya kebawah, ku jilati selangkangan, bibir memeknya, klitorisnya dan bagian dalam memeknya, bau khas memek menyeruak ke hidungku. Kurasakan sudah basah liang memeknya. Mona mengeliat dan mendesah,

    “Aaaahh.., teeruus Ridwan.., enak sekali..kamu hebaat.., oohh teeruuss Ridwan..”, desah Mona.

    Tapi rupanya cuma “foreplay” yang ku lakukan sudah membuat Mona amat terangsang, terlebih ketika ku jilati belakang telinganya, Mona mendesah, merintih, menggeliat sambil tangannya membuka kaos dan celana jeans-ku. Karena kurang leluasa lalu kami pindah ke jok belakang mobil, Mona semakin mendesah dengan penuh nafsu,

    “Ridwan.., buka doong Sempakmuu.., Mona udah ga tahan nih..udah pengen banget.., ayoo masukan rudalmu Ridwan”. Aku yang juga sudah sangat nafsu segera membuka Cdku, ku arahkan kontolku yang sudah teramat tegang ke lubang memek milik Mona, ku masukkan perlahan-lahan, tiba-tiba Mona melingkarkan kedua kakinya di pinggangku dan menekannya ke bawah agar kontolku masuk ke dalam memeknya.

    KOntolku pun amblas ke dalam memeknya,

    “Bleess.., Ooohhh…nikmatnya”, ku rasakan memek Mona sudah sangat basahnya sehingga tak sulit untuk kontolku menggenjot memek Mona.

    Kontolku serasa disedot di dalam sana. Mona mendesah, menggoyang, menggeliat, dan akhirnya mencapai punjak orgasme sambil menggigit kuat bahuku Mona mendesah panjang ku rasakan cairan sperma membasahi kontolku.

    Mona tersenyum puas,

    “Kamu sangat hebat Ridwan, Rudalmu jauh lebih hebat dari rudal milik pacarku”.
    Aku yang belum mencapai klimaks meminta Mona untuk “doggy style”. Ku sodokan kontolku dari belakang. Genjotanku ku percepat dan akhirnya aku tak tahan lagi, sambil ku remas toketnya,ku semprotkan seluruh cairan maniku dalam memeknya,



    “Croott.., croott..”, aahh nikmat sekali.

    Kemudian kami bertindihan, bercumbu lama sekali dan bernafsu. Sekitar jam 22.00 ku antar Mona pulang ke kostnya di Kebon Kacang (dekat Plaza Indonesia). Diluar kostnya ku lihat ada seorang pria yang sedang duduk menunggu.

    “Siapa itu Mona?”, tanyaku.
    “oh..Itu Nando, pacarku”, jawab Mona tersenyum.

    “Kamu ngentot juga sama Nando”, tanyaku.
    “Iya, tapi rudal dia nggak sehebat rudal punya kamu Ridwan. Baru 3 menit juga dia udah croott payah banget”, kata Mona sambil nyengir. “Dasar nakal kamu”, kataku.

    Sebelum Mona turun dari mobil kami sempatkan untuk berciuman lalu Mona masuk rumah kostnya.

    Dalam perjalanan pulang aku tersenyum sendiri sambil membayangkan pengalamanku barusan. Kasihan si Nando, tapi memek Mona memang nikmat.

    Sekarang ku dengar Mona sudah menikah dengan Nando (kata Nadine adiknya, yang bekerja di Wisma Nusantara).

    Tapi kami masih “berhubungan” (tentunya dengan cara sembunyi-sembunyi karena Nando suami Mona). But no problem karena sebelum ketemu aku hubungi Mona dulu dan kami ketemuan di rumahnya di 471XX (edited). Mona adalah wanita terHOT dalam urusan bercinta di antara beberapa cewekku yang lain. Seksi, toket besar, montok, liar di ranjang, dan memeknya yang pandai menyedot. Aku sangat puas menikmati setiap jengkal tubuhnya.


    1 komentar:

    Fashion

    Beauty

    Travel