Tidak seperti biasanya jam segini aku merasa perasaanku tidak enak. Ditambah dengan penyakit maagku kambuh karena keseringan telat makan dan pulang larut malam. Setelah bangun tidur dan bersiap-siap aku pergi ke sebuah kantor yang tak jauh dari tempat tinggalku. Hari itu aku sedang sibuk menyelesaikan salah satu proyekku untuk perusahaan tekstil.
Iseng-iseng untuk merefresh otak aku membuka emailku dan membalas email yang masuk. Ada beberapa email ucapan terima kasih dari mereka yang telah sukses mengikuti langkahku menggeluti bisnis wiraswata ini. Ada juga email dari calon pelanggan meminta proposal. Dan juga ada beberapa email dari teman-temanku. Ketika sedang asyik membaca dan membalas email, tiba-tiba hpku berdering.
“Halo sayang kamu sedang apa? aku kangen banget sama kamu” suara Dea pacarku terdengar dari ujung sana.
“Halo juga Dea sayang, ni aku baru kerja nyelesaiin proyekku…kamu di kampus ya?” balasku.
“Iya…nih baru nunggu kelas berikutnya…sayang nanti malam jadi kan?” tanyanya.
“Jelas jadi donk sayang…aku juga kangen sama kamu” jawabku mesra.
“Ya udah kalau gitu..aku masuk kelas dulu ya dosennya udah dateng tuh da sayang…” kata Dea manja.
Aku pun kembali melanjutkan membalas email. Setelah semua email kubalas, langsung kututup program emailku dan aku kembali mengerjakan proyekku. Tak lama kemudian hpku berdering lagi. Saat kulihat ke layar hp ternyata tante Vina yang menelponku.
“Halo Tirta sayang apa kabar?” sapanya.
”Baik tante…” jawabku singkat.
“Kamu kemana aja sih Tir sudah beberapa hari ini gak main kesini? kamu sibuk ya?” tanyanya.
“Iya nih tante lagi sibuk banget” jawabku lagi.
“Mentang-mentang banyak proyek jadi lupa sama tante”
“Gak kog tante..kan….” belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, tante Vina sudah memotong pembicaraan.
“Oya Tir, tante punya teman dia katanya punya proyek buat kamu…coba deh kamu hubungi dia hari ini ya nanti aku kirim no hpnya” kata tante Vina
“Siap tante” jawabku.
“Asalkan kamu besuk kesini, tante sudah kangen berat sama kamu”
“Oke tante…besuk aku pasti kesana, aku juga kangen sama tante yang super seksi ini” jawabku bercanda.
“Dasar Tirta nakal..awas besuk ya…” jawabnya sambil tertawa kecil dan mematikan telponnya.
Selang beberapa menit tante Vina pun mengirim nama, alamat serta no hp temannya lewat sms. Aku memang sudah ketagihan berhubungan sex sama tante Vina. Kami bertemu pertama kalinya ketika membeli mobilnya dulu. Kami sering ketemu dan saling menggoda, hingga kami saling memuaskan hasrat birahi masing-masing. Sebagai lelaki normal, pastinya tak akan menolak diajak selingkuh sama tante cantik nan seksi itu.
Sambil membaca isi sms yang berisi nama, alamat dan no hp teman tante Vina, aku berpikir apakah aku masih punya waktu untuk menerima proyek baru lagi, sebab setelah proyek untuk perusahaan tekstil ini aku masih punya dua proyek lagi yang harus aku selesaikan. Tapi setelah kupikir-pikir aku akan terima saja proyek tersebut.
Singkat cerita, sore harinya setelah pulang dari kantor tekstil aku langsung menuju alamat yang diberikan oleh tante Vina. Sesampainya di depan rumah galeri itu aku meminta ijin pada stapam yang menjaga rumah tersebut, aku mengutarakan maksud kedatanganku dan satpampun membukakan pintu gerbangnya. Akupun langsung memasukan mobilku ke dalam pekarangan rumah yang luas itu.
“Selamat sore, saya ingin bertemu dengan ibu Tika” kataku pada resepsionis di galeri itu.
“Oh iya mas, silakan tunggu dulu…namanya siapa mas dan darimana?” tanya resepsionis itu.
“Tirta…saya sudah punya janji kog sama ibu TIka” jawabku.
Resepsionis itupun kemudian menelepon, dan setelah itu berujar..
”Mari mas, saya antar masuk ke dalam” katanya.
Kamipun menuju ruang kantor ibu TIka melewati ruang galeri yang banyak terdapat lukisan yang bagus-bagus diterpa lampu sorot sehingga menambah keindahannya.
“Permisi bu, ini mas Tirta” kata si resepsionis setelah kami memasuki ruangan kantor ibu TIka.
Kalau kuperhatikan ternyata ibu TIka ini masih muda, mungkin sekitar 32 tahunan. Wajahnya cantik dan berkulit putih mulus. Kala itu dia memakai gaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal yang melingkar indah di lehernya yang jenjang. Gaun itu tampak tak sanggup menahan toketnya yang membusung padat. Ditambah dengan gaun mininya yang memperlihatkan kakinya yang mulus, menambah darah mudaku bergejolak melihatnya.
“Hai Tir..perkenalkan saya TIka..” kata bu TIka sambil menyodorkan tangannya.
Kurasakan tangannya yang halus menjabat tanganku.
“Silakan duduk Tir” katanya mempersilakanku duduk di sofa dalam ruangan kantornya.
Bu TIka pun lantas duduk di seberangku. Kami berbicang basa-basi sebentar. Ternyata bu TIka adalah teman gym tante Vina. Tante Vina juga sudah bercerita banyak tentangku termasuk bisnisku. Obrolan kami kemudian lebih serius mengenai bisnis. Untuk melihat penjelasanku yang menggunakan notebook, bu TIka pun pindah duduk di sebelahku. Tubuhnya menyebarkan wangi parfum yang lembut, menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku. Sambil berbincang, sesekali kulihat belahan toketnya yang putih mulus tersembul dari gaunnya. Ingin rasanya kuremas toketnya yang menggemaskan itu, tetapi aku tentu harus bersikap professional.
Singkat kata, bu TIka tertarik dan menyetujui harga yang kuminta. Iapun memintaku untuk menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui bersama.
“Tapi maaf sebelumnya bu, saya minta sedikit kelonggaran waktu, soalnya saya masih ada bebertapa proyek lagi yang harus saya selesaikan” kataku.
“Ohh..begitu ya, tapi kira-kira berapa lama punya saya dapat selesai?” tanya bu TIka.
“Kira-kira satu bulan bu gimana?” tanyaku.
“Ya udah gakpapa deh” jawabnya.
“Oya Tir kamu mau minum apa?” tanya bu TIka.
“Apa aja deh bu” jawabku. Bu TIka pun kemudian menelepon pembantunya dan meminta dua orange juice.
”Kamu masih kuliah ya Tir?”
“Masih bu, tahap akhir”
“Ohh… kamu jangan panggil saya bu, saya masih muda lho..panggil saja saya tante”
“Iya maaf tante”
Akupun terenyum dalam hati. Persis pengalamanku saat pertama kali ngobrol dengan tante Vina dulu yang tidak mau dipanggil ibu. Tak lama kemudian pembantu tante TIka kemudian masuk menyajikan minuman.
“Silakan diminum Tir” kata tante TIka saat si pembantu beranjak pergi.
Tante TIka lalu bangkit mengikuti pembantunya kemudian menutup pintu ruang kantor dan menguncinya. Kembali tante TIka duduk di sebelahku sambil meminum orange juicenya. Pahanya yang putih mulus tampak begitu menggoda saat dia menumpangkan kakinya. Akupun tak tahan untuk tidak melihat pemandangan indah itu.
“Heii Tir, kamu sedang lihat apa?hahaha…” tanyanya sambil tertawa kecil.
“Oh gak kog tante” jawabku gugup ternyata tante TIka memperhatikanku.
“Hayo kamu sedang mikir jorok ya?” katanya menggodaku.
“Gak kog tante, aku cuma kagum aja, habisnya tante cantik banget sih…hehehe…” jawabku.
“Kamu genit juga ya…pinter menggoda juga deh…”
Kemudian tante TIka meraih tanganku dan meletakkannya di atas pahanya.
“Kamu pingin ini kan?” katanya sembari mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mulai mencium bibirku. Aku yang sedari tadi sudah menahan birahiku, kubalas ciumannya dengan penuh nafsu. Tanganku pun lantas mengelus-elus paha mulusnya, sementara tanganku yang satunya mengusap-usap rambutnya.
“Sssthhh…aaahhh…” erang tante TIka ketika tanganku menyentuh celana dalamnya yang sudah dibasahi oleh cairan kewanitaannya. Erangannya makin menjadi-jadi ketika tanganku merogoh celana dalamnya dan menemukan klitorisnya. Kuusap lembut klitorisnya dan cairan vaginya semakin mengucur deras.
“Oooohhh…enak banget Tir…memang betul kata Vina kamu memang hebat…usap terus sayang…aahhh…” rancunya.
Kemudian kuturunkan tali gaunnya sehingga toketnya tampak meskipun masih terbungkus BH. Kuturunkan cup BH-nya dan toket yang padat meloncat keluar seperti menantangku untuk menghisapnya. Tanpa berbasa-basi langsung kuterkam toket yang kenyal itu dan kuisap serta kujilati putingnya yang berwarna merah muda.
“Aaaahhh…yesss…enak Tir…” erang tante TIka memenuhi ruangan kantor itu.
Kujilati putingnya yang semakin mengeras itu dengan tangaku yang satu masih terus memberikan kenikmatan pada klitorisnya. Setelah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku. Tampak wajah tante menampakkan kekecewaannya.
“Kenapa berhenti Tir?” katanya
“Takut ketahuan tante…” kataku sambil mencium wajahnya yang cantik.
“Ketahuan sama siapa? disini cuma ada pembatu dan satpam aja lagian mereka semua gak bakalan tahu kog” terangnya.
“Suami tante?” tanyaku.
“Oh…suamiku lagi di luar negri…udah deh Tir, ayo puasin tante ya sayang” katanya sambil mendorong kepalaku ke arah toketnya yang montok itu.
Kuisap dan kukulum puting payudara tante TIka secara bergantian. Tante TIka kembali mengerang dan badannya pun menggeliat menahan nikmat. Setelah puas menikmati toket montok tante TIka, akupun mengangkat gaunnya sehingga tampak celana dalam mininya yang seksi berenda. Kulepas celana dalam itu, sehingga tampak memeknya yang bersih tak berbulu sedikitpun. Langsung kujilati dan kuciumi memek tante TIka, sehingga tubuhnya agak melonjak dari sofa.
“Ooohhh…aaahhh…nikmat banget Tir…aahhh…” erang tante TIka, tubuhnya tampak sedikit melengkung ke belakang menahan nikmat. Tangannya tampak meremas-remas toketnya sendiri.
Kubuka lebih lebar paha tante TIka, kujilati dan kadang kugigit perlahan klitorisnya. Sementara tanganku menggantikan tangannya untuk meremas-remas sepasang toketnya yang kenyal itu. Ruangan semakin dipenuhi oleh erangan tante TIka dan juga bunyi sofa karena gerakan tubuhnya yang mengeliat-geliat nikmat.
Saat sedang enak-enaknya, tiba-tiba HP tante TIka berbunyi. Kamipun tak mempedulikannya dan aku terus memberikan kenikmatan oral pada tante yang cantik ini. Tetapi HP terus berbunyi..
“Shit….sebentar ya Tir…” maki tante Ika. Tante TIka pun bangkit dari sofa dan berjalan ke meja kerjanya. Diraihnya HP dan dijawabnya dengan nada kesal.
“Aku baik-baik aja sayang, aku sedang sibuk mempersiapkan untuk pameran minggu depan” jawabnya sambil kembali duduk di sofa.
“Kamu sendiri gimana di Singapura?”sambil berkata begitu tangan tante TIka meraih kepalaku yang masih berjongkok di depan sofa dan mendorong ke arah tubuhnya. Akupun mengerti kemauannya. Kembali kusibakkan gaunnya dan mulutku kembali menciumi dan menghisapi bibir memeknya. Kemudian kutelusuri memeknya dengan lidahku, untuk kemudian kuhisap-hisap kembali klitorisnya.
“Udah dulu ya sayang…aku banyak kerjaan nihh…i love you…” sambil berbicara tangannya mengusap-usap rambutku. Kulihat tante TIka menggigit bibirnya sendiri menahan erangannya, agar suaminya di ujung telpon tidak curiga.
“Iya.. Nggak apa.. Aku bisa jaga diri kok.. Ok.. Da sayang..” setelah menutup HP-nya, erangan tante TIka yang tadi terpaksa ditahannya langsung meledak.
“Ooohhh Tir…terus Tirr…aku mau keluar …aaaahhh…” jerit tante TIka. Tubuhnya mengelinjang hebat dan cairan memeknya mengucur deras. Kuhisap dan kuciumi memek indah tante TIka yang cantik ini, sampai tubuhnya pun lemas terhempas di atas sofa. Kuraih tisu di atas meja dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat tante TIka. Kemudian kuhabiskan sisa orange juiceku, dan kuambil dan kuberikan orange juicenya.
”Minum dulu tante” kataku.
“Makasih Tir…tante belum pernah merasakan orgasme istimewa kaya barusan tadi, kamu benar-benar hebat…” katanya memujiku. Lalu diteguknya orange juicenya sampai habis.
“Sekarang giliran kamu ya” katanya.
Dimintanya aku berdiri di depannya. Tante TIka yang masih duduk di sofa lalu membuka celana panjangku. Aku pun membuka kemejaku, hanya tinggal bercelana dalam di depannya. Tangannya kemudian menanggalkan celana dalamku, dan kontolku yang memang lumayan besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya sampai hampir mengenai wajahnya yang cantik.
“Gila besar banget Tir…aku suka ini…” katanya sambil mengelus-elus batang kontolku dengan jemari tangannya yang lentik. Sambil mengocok perlahan kontolku, wajah tante TIka mendekat dan lidahnya mulai menjilati batang kontolku. Aku pun mengerag lembut
“Aaaahhh…tante…”
Sambil menjilati kepala kontolku, tante TIka meremas-remas buah zakarku sambil matanya menatapku nakal menggoda. Kemudian dibukanya mulut mungilnya dan dikulumnya kontolku. Rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku ketika tante TIka menggerakkan kepalanya maju mundur menghisapi kontolku. Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan kehangatan mulut tante muda yang cantik ini.
Tampak tante TIka begitu menikmati kontol besarku. Dihisap, dijilati dan diremasnya kontolku dengan penuh gairah. Sesekali gumaman nikmat terdengar dari mulutnya saat dia mengulum kontolku. Sedangkan erangankupun semakin keras terdengar memenuhi ruangan kantor galeri itu.
“Ayo Tir masukan sekarang aku sudah gak tahan ingin merasakan sodokan kontolmu di memekku” katanya sambil bangkit berdiri.
Dia pun kemudian berbalik membelakangiku. Kuciumi lagi pundaknya dan kuremas toketnya. Kemudian tante TIka memposisikan dirinya sehingga dia menungging di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan kuarahkan kontolku ke lubang memeknya.
“Ooohhh…” erangnya ketika kepala kontolku mulai masuk menyesaki lubang memeknya yang sempit. Kudorong tubuhku sehingga kontolku masuk lebih dalam, dan mulai kupompa memek tante muda ini.
“Aaahhh…yesss…sodok yang keras Tir…” erang tante TIka setengah menjerit. Terlihat toketnya bergoyang-goyang menggemaskan karena gerakan tubuhnya. Jepitan memeknya yang sempit begitu teras nikmat di sepanjang kontolku. Sambil memompa tubuhnya, sesekali kuremas toketnya yang menggantung menggemaskan.
Setelah beberapa menit kami ngentot dengan gaya doggy-style, akupun kemudian duduk di sofa. Tante TIka segera menaiki tubuhku dan kami kembali ngentot dengan duduk saling berhadapan. Dengan posisi ini, aku leluasa untuk kembali menikmati toketnya yang montok itu. Tante TIka menaik turunkan tubuhnya di pangkuanku, dan tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat dan padat.
“Auurrghhh…Tir aku mau keluar lagi…aahhhh…” erangnya.
Aku lalu kembali menghisapi putingnya sambil tanganku mendekap erat punggungnya. Sementara tanganku yang lain memegang erat pantatnya, aku lalu menggenjot cepat kontolku dalam lubang memeknya.
“Aaahhh……yeeesss….” jerit tante TIka mendapatkan orgasmenya yang kedua.
Butir keringat tampak mengalir membasahi wajahnya yang cantik dan sebagian menetes ke toketnya yang indah. Akupun terus menggenjot tubuhnya dan tak lama akupun merasa akan segera menyemburkan spermaku dalam lubang memeknya
”Ooooohhh…aaahhh….” erangku saat meraih orgasme.
Banyak sekali spermaku yang menyembur ke dalam memek tante TIka. Mungkin karena aku begitu terangsang melihat wajahnya yang cantik serta bodynya yang seksi. Setelah itu akupun melepaskan dekapan eratku di tubuh tante cantik pemilik galeri ini. Tubuhnya pun rubuh lemas di samping tubuhku.
”Tante puas banget Tir… Belum pernah tante dapatkan yang seperti tadi dari suami tante…makasih ya”
”Sama-sama tante, aku juga puas banget…tante cantik sekali”
“Ihhh…kamu bisa aja…” jawabnya sambil mencubit tanganku.
Kami pun beristirahat beberapa saat, sebelum aku pamit pulang karena ada janji dengan pacarku. Aku pun berjanji akan mengirim draft surat kontraknya lewat email sesegera mungkin.
”Jangan lewat email Tir… Kamu bawa aja sendiri.. Mumpung suamiku belum pulang.. Aku tunggu ya. katanya sambil tersenyum manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar