• Breaking News

    Sponsor

    Jumat, 23 Maret 2018

    Nikmat Sekali M*m*K Perawan Tetanggaku,Ahhh!!!

    Cerita Sex  - Namaku Riski umurku sekarang 35 th. Kisah ini adalah kisah nyataku yang aku alami bersama dengan anak tetanggaku sekitar 12 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kuliah dan Rini, sebut saja begitu, umurnya masih sekitar 18 th dan baru saja lulus dari SMU.




    Rini orangnya supel dan mudah bergaul dengan siapa saja. Maka dari itu semua orang dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia. Selain itu juga Ayu aktif dalam berbagai kegiatan dilingkungan kami seperti halnya karang taruna dan dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam setiap kegiatan dilingkungan kami. Sifatnya yang energik itulah yang disukai siapapun. Satu lagi sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia seorang gadis tomboy, walaupun dia sering marah jika disebut begitu.

    Sikap Rini padaku sudah seperti adikku sendiri. Dia seringkali main ke rumahku untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kami. Dan juga pada tetangga yang lain dia juga begitu. Karena begitu akrabnya denganku sehingga dia sering keluar masuk kamarku untuk sekedar membangunkanku dari tidur mengajakku bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan untuk curhat denganku.


    Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga pada suatu saat aku lupa mematikan komputer yang ada dikamarku setelah aku mengerjakan paper untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar semalam suntuk. Karena kelelahan aku tertidur dimuka komputer dan aku tinggalkan komputerku dalam keadaan menyala. Sebagai anak muda menyimpan gambar-gambar porno dari disket ke disket atau bertukar VCD porno adalah hal yang wajar diantara aku dan teman-temanku. Rasa khawatirku muncul dan aku bergegas bangun.

    “..Mas, kok komputernya gak dimatiin sih..?” tanya Rini sambil menggeser-geser mouse. Untung saja ia hanya main game solitaire. Aku banting lagi tubuhku yang masih setengah nyawa ke kasur busa yang ada dilantai.
    “..iya..semalem..abis ngerjain tugas..aku ketiduran, Rin..” kataku sambil bermalas-malasan dikasur
    “..iya..udah sana mandi..! mana bau ih..udah sana..!” bentak Rini sambil bercanda menirukan gaya Ibuku yang biasa membangunkanku dengan kata-kata itu.
    “..hoahhh..!!” aku menguap sambil menggeliat mengumpulkan nyawa.
    “..idih..baunya kemana-mana..udah sana mandi..mo mandi gak..hah?!” kata Rini sambil merapat padaku dan memukul guling ke mukaku..
    “..aduh..duh..aduh..he..he..he..aduh..!!” aku pura-pura sakit sambil tertawa terkekeh.
    “..udah..sana..mandi..sana!!” bentak Rini sambil terus memukul-mukul dengan bantal ke mukaku


    Tak tahan diserang bertubi-tubi aku akhirnya menyerah dan bergegas ke kamar mandi sambil mengambil handuk dan pakaianku. Hari itu hari sabtu jadi aku tak perlu tergesa-gesa karena hari itu hari libur. Ada yang aneh karena Ayah dan Ibuku yang biasanya ada dirumah kini tidak ada. Setelah itu aku kembali ke kamarku.

    “Rin..Ibu sama Ayahku kemana..?” tanyaku pada Rini.
    “lho..Mas..kok..gak tahu sih..?” Rini balas bertanya
    “nggak..ada apa..?” tanyaku lagi..
    “Ibu sama Ayah Mas..tadi pagi udah berangkat ke Bekasi..katanya mo lihat anaknya Mas Reno..” cerita Rini.

    Mas Reno adalah abangku. Anaknya yang juga merupakan keponakanku yang umurnya baru 3 tahun sedang sakit. Ayah dan Ibuku menengok keponakanku yang adalah cucu mereka juga.

    “Oh..” aku baru mengerti
    “iya..nah tadi Ayah sama Ibu mas Riski nitip rumah ke aku..” kata Rini.
    “Oh..” sahut ku
    “ah..oh..ah..oh..apanya sih..?!” hardik Rini sambil bercanda.
    “ah..nggak..” kataku sambil memperhatikan Rini.

    Wajah Rini sepertinya biasa-biasa saja. Hanya kulitnya yang putih mulus yang membuatnya terlihat cantik. Rambutnya yang dipotong pendek semakin membuat ia kelihatan tomboy. Tubuhnya sintal dan padat menyiratkan kalau ia seksi. Dalam hatiku ingin sekali menikmati tubuhnya itu yang aku rasa lebih nikmat daripada pelacur kelas kakap sekalipun. Aku atur strategi bagaimana caranya supaya aku bisa menikmati tubuhnya.

    “kenapa sih, Mas..?!” tanya Rini yang membuat lamunanku buyar seketika
    “akh..nggak..eh..Rini udah sarapan belom..?” tanyaku mengalihkannya
    “kenapa sih..mau Rini buatin yah..?” kata Rini
    “aduh kamu tuh baik sekali sih..” kataku memujinya
    “iya dong..siapa dulu dong..Rini geto loch..” katanya membanggakan diri sambil meinggalkan kamarku

    Aku buka gambar-gambar porno di folderku. Aku pajang besar-besar untuk memancing Rini supaya melihatnya. Aku ingin tahu reaksinya. Tak lama kemudian memanggilku.

    “..mas udah tuh..” katanya. Aku meninggalkan komputerku dalam keadaan gambar terdisplay besar-besar dimonitor. Perkiraanku benar saja. Rini kembali ke kamarku. Aku sengaja membiarkannya melihat gambar-gambar porno itu karena ingin tahu reaksinya. Sementara itu aku sarapan diruang makan. Setelah itu aku kembali ke kamarku.
    Tak ku sangka dan tak ku duga Rini ternyata membolak-balik gambar-gambar yang ada difolderku sambil melihat gambar-gambar yang lain. Aku hanya memperhatikannya dimuka pintu tanpa sepengetahuannya. Aku tak bisa melihat wajahnya karena ia membelakangiku entah bagaimana mimik mukanya. Perlahan aku dekati dia berbicara.

    “ehm..lagi ngapain, Rin..?” tanyaku
    “ehm..nggak..eh..eh..aduh..maaf..yah, Mas..eh..Rini nggak sengaja..maaf udah buka-buka foldernya Mas..” kata Rini. Ku lihat mukanya merah dan berkeringat.
    “ah..nggak pa-pa..koq..itu juga buat ngilangin stress aja..” kataku dengan ringan
    “aduh..gimana..nih.maaf yah ..mas..” kata Rini memohon maaf padaku. Padahal aku tahu kalau Rini malu setengah mati.
    “enggak..nggak pa-pa..koq..” kataku lagi


    Kali ini aku menuntun tangannya yang memegang mouse supaya lebih aktif lagi membuka gambar yang lain. Aku rasakan keringat dingin yang membasahi tangan Ayu.

    “rileks aja oke..” kataku sambil meniup tengkuk leher Rini.Teknik ini untuk membangkitkan birahi wanita.
    “emh..Mas..” sahut Rini
    “tuh lihat..ditunggingin gitu trus ditubles deh pantatnya..” kataku mengomentari gambar doggy style
    “ih..masak sih..Mas..hiiy..jorok..ih..!” kata Rini terkaget-kaget

    Tanganku membimbing tangannya yang memegang mouse untuk melihat gambar selanjutnya. Kali ini gambar seorang gadis mengulum-ngulum penis pria yang berukuran besar dan panjang.

    “kalo yg ini..serem..ah..” bisikku sambil terus meniup tengkuk lehernya.
    “ih..jijik..ih..udah ah, Mas..liat yang lain aja..” bisik Rini

    Tanganku terus membimbing tangannya yang memegang mouse hingga gambar berikutnya. Kali ini gambar vagina yang dijilati oleh pria. Rini terbelalak.

    “tuh..dijilatin..tuh..enak kali yah..?!” bisikku ditelinganya
    “ih..apa nggak jijik tuh, Mas..?!” tanya Rini terheran-heran
    “nggak..enak..koq..liat aja tuh cowoknya ke enakkan gitu..” kataku
    “ih..” Rini masih terlihat jijik.
    “kalo kamu mau..Mas mau tuh jilatin..” bisikku sambil menawarkan
    "Rini diam saja
    “gimana, Rin..kamu mau nggak..enak koq..” rayuku
    “engh..nggak..ah..” kata Rini
    “ih..enak..enak banget..koq, Rin..” rayuku lagi
    “Mas..nggak jijik..?” tanya Rini
    “nggak sayang..malah..Mas yang keenakan..” rayuku lagi
    “Ih..eng..” Rini masih jijik.
    “oke deh..gimana kalo mulai dengan ini dulu..” kataku sambil mengulum bibirnya dalam-dalam.
    “emh..” hanya itu suara yg aku dengar dari mulut Rini.

    Aku yg berdiri dibelakang Rini kali ini mengulum bibir Rini dalam-dalam. Ciumanku aku arahkan ke tengkuk lehernya sambil ku jilati tengkuk leher yang putih mulus itu.


    “.emh..Mas..ohh....” hanya itu suara dari mulut Rini membalas seranganku.

    Ciuman dan jilatanku aku arahkan ke dagu dan leher Rini terus ke bawah. Tapi kausnya masih menghalangi aksiku.

    “Rini..bajunya, Mas..buka yah..?” bisikan rayuanku
    “emh..” hanya itu suara yg keluar dari mulut Rini. Aku tak tahu apakah itu berarti ya atau tidak.

    Perlahan-lahan aku tarik bajunya Rini tak memberontak sedikitpun. Aku teruskan menarik kaus itu hingga terlepas. Tak ku sia-siakan kesempatan ini sambil terus membuka BH-nya. Aku tarik kancing BH-nya yg berukuran 38B. Aku lihat tulisan itu pada tanda label pada BH-nya. Kini tubuh Rini sudah topless dan siap aku gempur bagian atasnya.

    Perlahan-lahan aku papah Rini ke kasur yang ada dilantai kamarku. Aku baringkan ia dan aku teruskan aksiku tadi.

    “Rini..mau diterusin gak nih..” tanyaku. Aku takut nanti ia melapor pada orangtuanya kalau ia diperkosa.
    “engh..mmhh..main atas aja yah..Mas..sshtt..” pintanya dalam keadaan horny


    Rupanya Rini sudah beberapa kali main pas foto dengan teman-temannya dulu waktu disekolah. Jadi ia sudah tak heran lagi dengan yang beginian.

    Kali ini bibirku mengulum dan lidahku menjilati buah dada yang bulat dengan putting susu berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas. Aku mengulumnya sambil lidahku memainkan putting susu itu. tanganku menggerayangi buah pantatnya yg padat berisi. Aku teruskan dengan membuka celana pendek yang dikenakannya. Kali ini Rini agak bertahan. Dia tidak mau menaikkan pinggulnya supaya celananya mudah diperosotkan. Sementara itu aku melepaskan celana pendek kolorku dan juga kausku hingga aku hanya celana dalam saja.


    “emh..jangan..mas..sshh..” pinta Rini dalam desahannya.
    “gimana..Mas..bisa ngejilatin itunya Rini?"tanyaku
    “engh..jangan..mass..sshh..main atas aja..” pinta Rini
    “nggak koq..Rin..Mas Cuma mo liat ama jilatin itunya kamu aja..Mas nggak akan ngapa-apain deh..” rayuku

    Setelah itu Rini seperti membolehkanku. Terbukti kali ini ia mengangkat sedikit pinggulnya supaya celananya bisa diperosotkan. Aku ambil dua sekaligus celana dalam dan celana luarnya sehingga Rini langsung telanjang bulat. WOW! Kini tubuh yang selama ini aku idam-idamkan terpampang jelas didepan mata

    “ih..mas..tapi mas..jangan yah..” pintanya supaya aku juga tidak telanjang
    “lho..kenapa sayang..?” tanyaku
    “engh..jangan..deh..” pintanya lagi sambil kedua tangannya mencoba menutupi bagian paling pribadinya
    “kenapa..kamu takut..?” tanyaku
    “engh..cukup deh..gini aja..Rini takut, Mas..” katanya dibalik nafasnya yang menderu

    Aku tahu kalau Rini masih perawan dan aku juga tak mau merusaknya. Hanya ingin memainkannya saja. Aku perhatikan bentuk tubuh Rini yang benar-benar indah itu. Buah dada yang bulat dengan putting susu coklat kemerahan mengacung menantangku. Perut yang mulus putih bersih dan kencang. Paling utama bagian dibawah perut yang ditutupi bulu-bulu halus. Dibalik bulu halus itu terdapat bongkahan daging merah dengan celah yang sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil seperti kacang merah merekah.

    “Rini..punya kamu indah..banget..sayang..” kataku sambil mendekati vaginanya dan langsung mengulumnya..
    “oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” Rini melenguh dan mendesah penuh kenikmatan ketika bibirku mengulum bibir vaginanya.
    “gimana enak..kan sayang..?’ bisikku.
    “emh..sshtt.ough..sshhtt..ough..sshhtt..ough..” suara desahan itulah yang keluar dari mulut Rini.

    Aku kulum-kulum kelentitnya sambil sesekali lidahku menerobos celah sempit dibawah kelentitnya. Aku julurkan lidahku dalam-dalam hingga lidahku aku merasakan seperti ada yang menghalanginya. Aku semakin yakin kalau Rini masih benar-benar perawan. Sementara itu cairan putih bening tak henti-hentinya keluar dari kelentitnya membasahi lidah dan bibirku. Aku jilat dan aku hisap lalu aku telan cairan kenikmatan itu seperti halnya aku kehausan.

    Cukup lama juga aku menjilati liang vagina itu. Sambil mulutku bermain di liang vaginanya tanganku melepas celana dalamku. Satu-satunya kain penutup tubuhku yang menutupi batang penisku. Tanpa sepengetahuannya aku berhasil melepas celana dalamku. Kini tubuhku dan tubuh Rini telanjang bulat. Kali ini tinggal Rini saja yang menentukan apakah boleh atau tidak batang penisku yang sudah panjang dan keras untuk menerobos liang vaginanya.

    Tak lama kemudian nafas Rini semakin cepat dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit.

    “..auwfh..sshtt..engh..emh..augh..enaxxx..mmasshh..sshtt..ough..” begitu erangnya dan kali ini aku tahu kalau Rini sedikit lagi akan mencapai orgasme.

    Disini aku atur siasat. Aku hentikan jilatan dan kulumanku ke liang vagina Rini sampai hampir sadar. Wajahnya yang tadi merekah kini perlahan-lahan kembali normal. Ada sedikit kekecewaan diwajah Rini.

    “Rini..sayang..kamu mau..kan..?” tanyaku
    “Mas..engh.. ayo dong..” begitu pinta Rini ditengah-tengah desahan nafasnya yang tersengal
    “iya..sayang..tapi kamu mau..nggak..?” tanyaku lagi
    “..iya deh..mas..Rinimau apa aja yang Mas suruh..tapi..” aku melihat Rini seperti mengiba padaku
    “oke..deh..punya..Mas..boleh kan dimasukin..?” tanyaku
    “iya..he..eh..egh..ayo..dong..” Rini meminta padaku
    “ayo..apa..ayo..apa..sayang..” tanyaku pura-pura
    “Rini mau yang tadi..” pinta Rini
    “yang tadi..yang mana..?” tanyaku pura-pura
    “engh..” Rini meminta dengan manja sambil menjambak rambutku dan mengarahkan pada liang vaginanya.
    “yang ini sayang..emgh.” aku teruskan lagi jilatanku..
    “iyah…ough..emh..yesshh..ough.emh..sshhtt..oufh…sshhtt..oughh..” begitu desah Rini menimpali jilatanku hingga Ayu hampir orgasme lagi dan..

    “Rini..mas..boleh yah..masukin..” tanyaku sambil batang tongkolku sudah menunggu dibibir vaginanya.
    “emggh..” Rini mendesah sambil matanya terpejam dan siap menerima batang tongkolku
    “..boleh..nggak sayang..emh..?” tanyaku sambil memainkan batang tongkolku dibibir vaginanya
    “…” Rini terdiam namun ia sediki mengangkat pinggulnya dan aku langsung siap mencobloskan batang penisku yang sudah keras dan panjang ini ke liang vaginanya. Namun baru didorong sedikit batang penisku seperti terpeleset begitu terus menerus hingga…
    “augh..sshhtt..” Rini merintih
    “dikit..lagi.yah..sayang..enaxx..koq..” rayuku
    “augh..pelan-pelan..mas..aduh..sshhakit..” rintih Rini aku lihat sedikit airmata dimatanya

    Aku dorong perlahan-lahan batang penisku hingga


    “SLEB..SLEB.. BLESSS!!!” batang penisku berhasil amblas ke liang vagina Rini

    Aku diamkan sesaat batang penisku didalam liang vagina Rini. Aku biarkan otot-otot vagina Rini supaya terbiasa dulu dengan batang penisku yang baru saja menerobos liang vaginanya. Batang penis yang selama ini belum pernah menerobos liang vagina Rini kini merintih.

    “..sshhtt..auh..sshhtt..sakit..Mas.” aku lihat sedikit airmata dimata Rini.
    “..iya..sayang..aku tahu..sebentar lagi enak koq..yah..” kataku sambil mengulum bibirnya

    Setelah itu aku liukkan perlahan-lahan pinggulku untuk memainkan batang penisku didalam liang vagina Rini.Rini yang tadi merintih kesakitan kini kembali mendesah penuh kenikmatan.

    “..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” begitu suara desahan Rini mengiringi liukan dan terjangan batang penisku
    “..ouh..Yu..kamu enaxx..banget..Yu..egh..” kataku memuji-mujinya.

    Posisi tubuh kami aku atur. Kaki Rini aku lingkarkan dipinggulku dan kedua kakiku terlipat supaya batang penisku benar-benar pada posisi yang enak diliang vagina Rini.

    Permainan ini terus berlangsung hingga dua puluh menit kemudian.


    “..ough..eghh..ough..ough..egh..emh..sshhtt..ough…shhtt..ouggh..sshtt..ough..” mulut Rini mendesah-desah penuh kenikmatan sambil meracau
    “..massshhtt..augh..enaxxx..banget..mmhh…sshhtt..oughh…sshhtt..ough..shhtt..ough
    ..” tangan Rini memeluk punggungku erat-erat sambil kedua kakinya mencengkram erat-erat pinggangku. Rini sebentar lagi orgasme.
    “..tenang..sayang..aku juga bentar lagi..koq..” kataku sambil mempercepat liukkan pinggulku dan akhirnya..

    “..augh..augh..aarghh..emh..emh..ouh..” Rini mengerang panjang dan diakhiri dengan desahan-desahan lambat. Aku rasakan otot-otot divaginanya berdenyut-denyut seperti menyedot batang penisku. Diperlakukan begitu, batang penisku jadi terasa berdenyut-denyut akan ada yang keluar lalu tak lama kemudian.
    “..Oooh..Rini..enaxx..” kataku sambil diikuti dengan semburan cairan kenikmatanku menembak dirahimnya.
    “CROT..CROT..CROTT..!” batang penisku menyemprotkan cairan sperma penuh kenikmatan. Aku merasakan denyutan-denyutan yang dahsyat dibatang penisku.

    Setelah itu bibir kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang kami rasakan. Perlahan Rini mengendorkan cengkeramannya dan kembali rileks.

    “makasih banget yah, Rin..kamu mau begini sama aku..” kataku sambil membelai rambutnya
    “he-eh..makasih juga yah, Mas..Rini gak sia-sia kehilangan keperawanan kalo seenak ini..” kata Rini yang membuatku kaget
    “jadi kamu nggak nyesel..?” tanyaku
    “nggak..eh..malah..Rini jadi pengen dan pengen terus beginian sama..Mas..” sahutnya blak-blakan
    “eh..bagus deh..” kataku sambil menariknya ke pangkuanku dan kami kembali berciuman.

    Lalu setelah cukup terangsang aku dan Rini kembali bersenggama dengan berbagai posisi. Hari itu tak kurang dari empat kali kami bersenggama dikamar hingga siangnya kami sama-sama kelelahan lalu tertidur. Sorenya setelah bangun dari tidur kami mandi berdua dan masih melakukannya dikamar mandi.

    Setelah kejadian itu aku dan Rini masih melakukannya jika ada kesempatan hingga setahun kemudian. Ayu pindah ke daerah untuk kuliah. Hingga detik ini aku tak tahu bagaimana kabarnya ia sekarang ini.

    Situs Judi Online Bandar Q,Poker,Domino QQ,Bandar Poker.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel