Aku jadi membayangkan jika aku menyentuh dan meremas kedua toket montoknya dan menurunkan rok mininya kemudian kusodokan batang kontolku ke dalam memeknya aaahhh betapa nikmatnya.
“Hy…Rey” sapanya mengagetkanku membuyarkan lamunanku.
“Bengong aja sedang membayangkan apa kamu” tanyanya.
“Hy juga Amel… nggak bayangin apa-apa kog…kog bisa kebetulan ya kita ketemu disini…” jawabku mencari alasan.
“Kalau aku sih emang sering nongkrong disini…kamu sendirian aja? Boleh gabung nggak?”
Sebelum sempat aku menjawab, Amel telah menarik bangku dan duduk di sampingku.
Kami berduapun ngobrol kesani kemari, tak kusangka ternyata Amel kuat juga minumnya. Pembicaraan kami diwarnai oleh pesanan baru yang selalu datang mengganti gelas cocktailnya yang mulai kosong. Sementara konsentrasiku untuk minum telah luluh lantak dihancurkan dengan pemandangan sepasang bahu indah diimbangi dengan leher panjang di atas belahan dada putih milik Amel. Pikiran kotorku pun langsung menghampiriku. Amel malam ini memang lebih seksi dari biasanya ditutupi gaun sackdressnya yang berwarna merah menyala. Dalam hatiku berkata,
“Mimpi apa aku semalam…ooohhh…”
Dan tak terasa jam telah menunjukan pukul 3 pagi. Dari cara bicara Amel dan raut wajahnya terlihat sekali kalau Amel sudah mabuk berat. Tidak ada hal lain yang dapat kulakukan selain meminta kunci mobilnya dan memaksa untuk mengantarnya sampai di rumah. Amel nurut saja dan dengan pasrah masuk ke dalam mobil di kursi penumpang depan.
Kukemudikan mobilnya dan kemudian Amel berkata padaku,
“Rey, aku nggak bisa pulang dalam keadaan mabuk seperti ini…pulang ke rumahmu aja yaahh…aku numpang tidur di rumahmu bolehkan?”
Dalam hatiku berkata lagi, “Terima kasih Tuhanku!”
Setibanya di apartemenku, kubimbing dia ke kamar tidurku, Amel langsung duduk di tempat tidur. Kulepaskan sepasang sepatunya betapa mulus dan seksinya kaki Amel. Ada seorang wanita cantik dan seksi, idamanku, fantasy seksualku, duduk di tempat tidurku dan aku malah bingung harus gimana. Ketika aku sedang sibuk sendiri dengan pikiranku, tiba-tiba,
“Reyyyyy…sini dooonk…” ucap Amel manja.
Tanpa berpikir dua kali aku mendekat seperti anak buah dipanggil majikan dan berkata,
“Iya Amel…ada yang perlu aku bantu atau kamu mau minum air putih?” tanyaku.
“Aku mau kamu sayaaangg…” jawab Amel. Tak kuasa kutahan degup jantungku yang semakin menderu-deru. Aku langsung mendekatinya. Dan belum sempat kuberpikir lebih lanjut, kulihat jari-jari mungil Amel telah berada di ikat pinggangku.
“Aku ingin kamu Enakin…”
Sekali lagi Amel membuka bibirnya yang basah dan ranum memerah,
“Malam ini aku cuma ingin kamu sayang…” Amel meneruskan desahannya.
“Tapi.. Amel..” belum sempat kuhabis berucap, tiba-tiba jari-jari mungil tadi dengan perlahan membuka ikat pinggangku dan dengan bantuan lengan yang indah berbulu halus tadi menarik turun celana jeansku dengan mudah tanpa perlawanan dariku.
“Aku selalu berpikir bagaimana rasanya bercinta dengan orang tampan sepertimu Reyy…”ucapnya lagi sambil menarik turun CDku.
“Wooww…gede juga punyamu…”
Dengan genit Amel memandangi kontolku yang sudah mulai mengeras. Amel lalu mendekatkan wajah cantiknya ke batang kontolku dan sambil mengedip-ngedipkan bulu matanya yang panjang dan lentik. Amel mulai mengecupnya. Bibirnya yang merah ranum mulai menjelajahi kepala kontolku yang terus mengeras.
“Aku belum pernah disodok dengan kontol segede gini.. hihi,” godanya genit dan kali ini menjulurkan lidahnya ke batang kontolku dari bawah sampai ke atas menyentuh kepala kontolku lagi.
“Sssthhhh…aaahhh…” desahku…tak terbayang betapa terangsangnya aku oleh apa yang dilakukan Amel padaku. Amel memasukkan setengah batang kontolku kedalam mulutnya yang mungil, dan kepalanya mulai bergerak naik turun secara perlahan.
“Oooohhh Melllll….aahhh…” desahku menahan nikmat. Amel sejenak menarik keluar kontolku dari mulutnya dan berkata,
“Enaaakkk sayaaang…?”
Lalu kembali melumat dan menghisap kontolku, kali ini dengan ritme yang lebih cepat.
“Aaarghhh….”. Kali ini aku tidak dapat lagi menahan gejolak birahiku yang meluap-luap di dalam diriku.
Kemudian kutarik turun gaun sackdress yang dipakainya sehingga terlihat punggung putih mulus berbulu halus sedikit tertutup oleh rambutnya yang panjang dan hitam lebat. Ternyata Amel tidak memakai BH. Kemudian kuteruskan lagi menarik turun sampai terlihat CDnya putih tipis berenda yang membalut pantat putihnya.
Lalu kujulurkan tanganku yang panjang mencoba meraih lubang memeknya. Dan tersentuh olehku gundukan daging yang ditumbuhi bulu halus yang telah basah oleh cairan lender kewanitaan tanda siap untuk dientot.
“Amel sayang, memekmu sudah basah sekali” kataku sembari mengelus-elus bibri memeknya. Amel cuma menganggukan kepalanya dan dengan hisapan yang lebih cepat dan liar.
Ku menggerak-gerakkan jari-jariku di bagian apa saja dari liang memeknya yang dapat kuraih, sampai ke itilnya juga.
“Ehhhmmmm….” Kali ini terasa reaksi dari Amel karena dia mengerang keras sambil membalas dengan mempercepat hisapan dan lumatannya ke batang kontolku.
“Aaahhh….yeesss…” aku tidak mau kalah dan membalas dengan menggetarkan secara cepat sekali jariku di atas itilnya.
“Aaahhhh…..” tak tahan Amel pun menarik mulutnya dari kontolku, dia mendesah hebat dan menggenggam batang kontolku untuk dikocoknya.
Berdua kami mengerang, merintih, menikmati sentuhan masing-masing sampai akhirnya Amel mendekatkan mukanya kepadaku. Dia mulai menciumi dan melumat bibirku dengan bibirnya yang merah basah. Kubalas ciumannya sambil kupeluk dan kuelus punggung mulus dan rambutnya yang tergerai di belakang. Sambil berciuman, Amel merentangkan kedua kaki jenjangnya yang mulus naik keatas ku.
“Ayo Reyyy masukan sekarang aku sudah nggak tahan lagi….” Pintanya dengan penuh nafsu yang memburu. Dengan penuh nafsu kutarik turun CDnya dan kupegang batang kontolku dengan tangan kanan, sementara tangan kiriku membuka selangkangan Amell.
Perlahan kumasukan batang kontolku ke dalam memeknya yang sudah sangat basah. Dan, “Bleeesss…”
“Aaahhhh…..sssthhh…” desahnya sambil mendongakkan wajahnya keatas dan memejamkan matanya.
“Oooohhh Amell enak sekali sayang…” rintihku sambil kuangkat badan Amel sedikit dan kulepas lagi sehingga naik turun di atas badanku.
“Ooohhh yesss…”erangan Amel semakin keras, dengan raut wajah sedikit meringis sambil berkata lagi,
“Ayo sayaaaang, genjot yang keras lagiiii…aaaahhh….”
Tidak mudah bagiku untuk bergerak cepat memompa Amel naik turun di dalam jepitan kewanitaannya yang sempit dan hangat seolah ingin menyedot dan memijit seluruh batang kontolku.
Tanpa henti-hentinya Amel merintih, mengerang dan menggeram mesra seiring kunaikkannya kecepatan tubuhnya yang mulai basah berkeringat naik turun di atasku sambil kubenamkan terus lebih dalam kontolku ke dalam lubang memeknya yang semakin hangat terasa meremas-remas dan memijat-mijat kontolku.
“Enak sayaaang…sssthh…ahhh…” tanyaku disela-sela rintihan kami berdua. Nafas kami memburu tak beraturan.
“Ayo sayang genjot terussss…aaahhhh…” rintih Amel semakin bersemangat dan mulai menggerak-gerakan pinggulnya dengan gerakan erotis ke kiri dan ke kanan yang membuat lubang memeknya semakin sempit, panas, dan menyedot kuat kontolku keluar masuk semakin cepat dan keras.
“Arrgghhh…aaahhh…oohhh….”jerit Amel yang menyambut genjotan hebat dari kontolku yang menghujam lubang memeknya tanpa henti. Amel memejamkan kedua matanya sambil meringis dan mengigit bibir bawahnya. Terasa seluruh tubuhnya menggelinjang, bergetar hebat meraih puncak klimaks berulangkali.
Genggaman dari jari-jemarinya yang mungil sedikit mencakar dan menggengam keras di kedua lenganku diikuti dengan seluruh tubuhnya menegang dengan seketika. Seketika itu cairan hangat mengguyur batang kontolku yang sedang memompa keras di dalam lubang memeknya. Puncak orgasme, Amel telah mencapainya. Seluruh tubuhnya yang putih mulus telah basah kuyup oleh keringatnya, tidak ketinggalan rambutnya yang juga ikut basah.
Tak lama kemudian akupun menyusul pada puncak orgasmeku. Seluruh spermaku kusemprotkan di dalam lubang memeknya.
Tubuh tegang kami lalu berkurang, genggaman Amel melemas dan tubuhnya jatuh lemah di atas tubuhku yang juga basah kuyub oleh keringat.
“Kamu benar-benar hebat Reyyy, sebelumnya belum pernah aku merasa sepuas ini…” ucap Amel sambil mencium dadaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar